Musik-musik

Thursday, 12 February 2015

Musik dangdut

Tabla



"Sejarah singkat musik dangdut", Artikel ini saya dapatkan dari berbagai sumber, baik media cetak maupun internet. Dangdut merupakan salah satu dari genre seni musik yang berkembang di Indonesia.
Bentuk musik ini, berakar dari musik melayu pada tahun 1940- an. Dalam evolusi menuju bentuk kontemporer sekarang, masuk unsur musik india (terutama dari pengguna'an tabla) dan Arab (pada cengkok dan harmonisasi).
Perubahan arus politik Indonesia di akhir tahun 1960-an membuka masuknya pengaruh musik Barat yg kuat, dengan masuknya pengguna'an gitar listrik dan juga bentuk pemasarannya.

Sejak tahun 1970-an dangdut boleh dikatakan telah matang dalam bentuknya yang kontemporer.
Sebagai musik populer, dangdut sangat terbuka terhadap pengaruh bentuk musik lain mulai dari keroncong, degung, gambus, rock, pop, bahkan hause music.

Penyebutan nama "dangdut" merupakan onomatope dari suara permainan tabla (dalam dunia dangdut disebut gendang) yg khas dan di dominasi oleh bunyi dang dan ndut.

Dan nama ini sebetulnya adalah sebutan sinis dalam sebuah artikel majalah awal 1970-an, Bagi bentuk musik melayu yg sangat populer dikalangan masyarakat kelas pekerja sa'at itu.


DARI MUSIK MELAYU KE DANGDUT

Dangdut kontemporer telah berbeda dari akarnya, yaitu musik melayu, meskipun orang masih merasakan sentuhannya.

Orkes Melayu (biasa disingkat OM, sebutan yg masih sering dipakai untuk suatu group musik dangdut) yg asli menggunakan alat musik seperti gitar akustik, okordeon, rebana, gambus, dan suling, bahkan gong.

Pada tahun 1950-an dan 1960- an banyak berkembang orkes- orkes melayu di Jakarta yg memainkan lagu-lagu melayu Deli dari Sumatra (sekitar Medan).

Pada masa itu mulai masuk eksperimen, dengan masuknya unsur India dalam musik Melayu.

Perkembangan dunia sinema pada masa itu dan politik anti Barat dari Presiden Soekarno menjadi pupuk bagi group-group ini. Dan dari masa itu dapat dicatat nama-nama seperti, P Ramlee (dari Malaya), Said Effendi (dengan lagu seroja), Ellya (dengan gaya panggung seperti penari India), Husein Bawafie (sang pencipta Boneka dari India), Munif Bahaswan, serta M.Mashabi (pencipta skor film "Ratapan Anak Tiri" yg sangat populer di tahun 1970-an) Gaya musik masa itu masih terus bertahan hingga 1970-an, walau pun pada sa'at itu juga terjadi perubahan besar dikancah musik Melayu yg dimotori oleh SONETA GROUP Pimpinan RHOMA IRAMA yang kini sering di beri julukan RAJA DANGDUT. Dan beberapa nama dari masa 1970-an yg dapat disebut adalah Mansyur S, Ida Laila, A.Rafiq, serta Muchsin Alatas. Populernya Musik Melayu dapat dilihat dari keluarnya beberapa album pop Melayu oleh kelompok musik pop KOES PLUS di masa jayanya. Dangdut modern yg berkembang pada awal tahun 1970-an sejalan dengan politik Indonesia yg ramah terhadap budaya Barat, memasukan alat-alat musik modern Barat seperti gitar listrik, Organ elektrik, Perkusi, Terompet, Saksofon, Obo, dan lain-lain. Untuk meningkatkan variasi dan sebagai lahan kreativitas pemusi- pemusiknya, Mandolin juga masuk sebagai unsur penting. Pengaruh rock (terutama pada permainan gitar) sangat kental terasa pada musik dangdut. Dan tahun 1970-an menjadi ajang 'Pertempuran' bagi musik dangdut dan musik rock dalam merebut pasar musik Indonesia, hingga pernah diadakan konser 'duel' antara SONETA GROUP dan GOD BLESS. Praktis sejak masa itu musik Melayu telah berubah, termasuk dalam pola bisnis bermusiknya. Pada paruh akhir dekade 1970- an juga berkembamg variasi "dangdut humor" yg di motori oleh OM Pancaran Sinar Petromaks (PSP) Orkes ini yg berangkat dari gaya musik Melayu Deli, Membantu diseminasi dangdut dikalangan Mahasiswa, Lalu subgenre ini diteruskan, misalnya oleh OM Pengantar Minum Racun (PMR) Dan pada awal tahun 2000-an, oleh Orkes Pemuda Harapan Bangsa.

No comments:

Post a Comment